Overall, ceritanya dongeng banget si..for somehow, elu musti main film dulu dech baru dapet cowok model begini..wkwkwkw..nggak denk bercanda..short story nya begini..(bukan spoiller lah ya, karena ini juga film jaman tahun 2009):
Margareth (Sandra Bullock) adalah seorang single lady yang sukses dalam karirnya. She is a tough woman, intelligent, perfectionist, ambitious, goal-oriented, dan yah semacam itulah..cantik pasti! Dalam kurun 3 tahun terakhir dia dibantu oleh seorang Asisten (Sekretaris) yang (di luar kebiasaannya) adalah cowok, ganteng, smart, bijaksana namanya Andrew (ketebak lah ya ini Ryan Reynolds). Suatu ketika si Maggie ini memecat kepala editornya, Bob. Gara-gara masalah inilah, akhirnya Maggie kesandung status keimigrasiaannya (Bob ngadu ke Direksi kalau Maggie udah expired visa kerjanya). Daripada musti balik ke Kanada dan karirnya terancam, akhirnya Maggie "mengancam" si Andrew buat jadi "calon suami" (di US, kita bisa tinggal dengan visa spouse). Nah, singkat cerita, mereka balik ke kampung halamannya si Andrew di Alaska sana..Ternyata, si Andrew ini anaknya orang paling kaya seSitka (hometownnya Andrew). Kesel juga si Maggie, kalau si Andrew ternyata bohong selama ini..Andrew bilang yang kaya kan orang tuanya, buka doi (ini pasti bikin para single ladies lumer kan ya...)...daaan dengan klimaks dan anti klimaks cerita dibumbui komedi yang lumayan bikin ngakak..ketebak lah ya jalan cerita pasti happy ending..
Hokay! jadi yang mau saya bahas itu bukan soal alur film yang mau saya bahas..tapi kurang lebihnya apa yang ada di film ini sebenernya yang sehari-hari juga kita hadapi..ada kok..sadar atau nggak, terkadang kita juga melakukan..
Pertama,
Margareth! Once again, adalah seorang single lady yang sukses dalam karirnya, tough woman, intelligent, perfectionist, ambitious, goal-oriented, pretty! Kalau dia dateng, semua anak buah bakalan langsung balik ke meja masing-masing. Kebayang punya bos model begini ya (somepart, saya merasa mirip dengan karakter ini tapi nggak semuanya lo ya, yang pasti si galaknya hahaha)..Ternyata, dalam satu scene dimana dia akhirnya cerita ke Andrew, baru dipahami kenapa dia memiliki karakter ini. Di usia 16 tahun, orang tua Maggie meninggal, praktis sejak itulah dia hidup mandiri. She said once in a scene, "aku nggak tau rasanya disayangi itu seperti apa dan ada orang yang menyayangiku dengan tulus". Ah, sedih sekali ya (saya bersyukur saya dikelilingi keluarga dan sahabat yang sayang sama saya).
Moral of the story: ..well in the movie (similarly in this world) most of the people are unwilling to understand or knowing what she was going through..instead to seek an answer, they judge her more..Saya membayangkan, seorang wanita sukses karir yang ditinggal orang tua (praktis nggak ada yang membimbing atau melembutkan hatinya dengan kasih sayang umumnya anak yang tumbuh besar dengan orang tua). Wajar aja dia tumbuh menjadi wanita yang keras, tegas, nggak punya empati (at least itu yang rekan-rekan sekerjanya rasakan), ambitious. Bisa bayangin lah ya, kalau kamu nggak punya tujuan pasti, nggak berprinsip, dan nggak ada orang tua yang ngarahin, will you achieve your goals? (gimana mau mencapai sesuatu kalau kamu bahkan nggak punya tujuan). Goal oriented Maggie itu tergambar banget ketika dia mau dipaksa berlutut di jalanan untuk melamar Andrew jadi suami pura-puranya (nanti saya bakal cerita juga soal si Andrew ini). Kalau bukan karena supaya nggak dideportasi dan biar visa spousenya diterima, saya pikir nggak bakal si Maggie ini berlutut sama stafnya yang setiap hari dia suruh-suruh :D Eh, balik lagi, jadi memang iya...kebanyakan orang akan lebih banyak "labelling" aka "nuduh" aka "judging". Setidaknya, -sedikit curhat boleh ya-, ini bener-bener saya rasakan. I do a single lady, got promoted recently (karir lagi bagus), lulusan luar negeri (ini juga rejeki alhamdulillaah dapet beasiswa, kalau nggak tau dech..gaji nggak nyukup kalau mau sekolah mandiri di yurop), on a marital age, good-looking enough (ya nggak sedikit si yang bilang saya cukup menarik, thx anyway..udah alhamdulillaah juga ada yang bilang hihi)..tapi masih jomblo sampe sekarang. Nggak sedikit lo yang bilang ke saya, "kebanyakan pilih2", "mikirin kerjaan melulu", "mikirin karir melulu", "sekolah melulu"...helloooo...siapa sik yang nggak pingin menjalani alur "wajar" kaya orang-orang, sekolah, abis lulus kerja, nikah, punya anak, dst...Well, indeed it hurts! Maggie ini nggak pernah memperlihatkan emotionalnya di depan anak buahnya, sampai-sampai anak buahnya menyebut dia "she is the boss". Haha saya cuma gemes aja si ya, bukan gimana..people do have their own story..nggak ada salahnya lo bertanya langsung (kepo direct itu more appreciated than gossip). Suatu ketika, salah satu kolega di kantor ngeWA saya, "Di, jangan marah ya...but I do want to know from you directly, apa kamu sudah punya pacar? atau belum? and what was the story so you still single by now?"...dan apa saya kesel? marah? tersinggung?... noooooo...saya malah seneng banget...dan akhirnya, saya pun cerita dengan ringkasnya (ya meskipun nggak semua dan detail juga, kepanjangan dan bukan konsumsi publik juga wkwkwkw)...then eventually she understand..dan mengalirlah do'a tulus buat saya..see? ini lebih membahagiakan loch sebenernya..nggak mudah lo menjalani proses sampai sekarang...what a beautiful life! iya kan, mau storynya apapun, tetap harus bersyukur karena itu yang menjadikan diri kita sekarang...again, batasan atau ambang rasa terhadap pengalaman hidup itu beda-beda. Ada yang buat kita biasa aja, buat orang lain itu sakit.. Jangan salah, sometimes iya pengalaman membuat seseorang menjadi keras, tapi selalu ada sisi lembut dan sensitifitas tinggi. Ini tergambar pas scene CLBK Andrew muncul atau pas Andrew lagi upset (I tell you later), meskipun ada sedikit rasa jealousy Maggie berbesar hati (gw salut juga si sama si Gert, dia juga support Andrew buat ngejar si Maggie balik).
Kedua,
Ini tentang Andrew. Waduh, kalau yang ini ini si pangeran berkuda putih dalam dunia dongeng banget. Ya kan, ganteng, dan ternyata anak orang tajir, tapi nggak mau ngakuin kekayaan ortunya. Instead of being a crowne prince of the parent's business kingdom (elaah panjang amat istilahnya)..dia memilih meniti karirnya dari bawah nun jauh di New York sana dan jadi "sekretaris" nya Maggie, sampai bawain kopi segala loch...duh, saya sebenernya lupa kesan saya terhadap tokoh ini apa, tapi saya copas aja dech obrolan saya sama temen tentang karakter si Andrew ini.
*sorry ima for publishing our conversation :D
[5:59 PM, 7/26/2017] Me: Lelaki idaman
[5:59 PM, 7/26/2017] Imaniar: Iyaaa dsitu dia jd co bener
[5:59 PM, 7/26/2017] Imaniar: Bener bgt
[5:59 PM, 7/26/2017] Me: Dan aku ngerasa sandra itu aku banget (---> please abaikan ini!)
[6:00 PM, 7/26/2017] Imaniar: Dia yg lebih mature, wise, gak gengsian,
[6:00 PM, 7/26/2017] Imaniar: Hahahaha
[6:00 PM, 7/26/2017] Imaniar: Setrong ya mbaak 😆
[6:00 PM, 7/26/2017] Me: Iya bayangin, cowok anak orang tajir tapi g mau ngakuin hasil kerja ortunya, walaupun ortunya mau dia jadi pewarisnya
[6:00 PM, 7/26/2017] Me: Iya dan dy berhasil naklukin si bullock itu
[6:01 PM, 7/26/2017] Me: Maksudku gini, aku karakternya itu mirip sama sandra (pleeaseee abaikan kalimat kepedean saya ini!)..aku malah makin2 kalau misal ada cowok nuduh aku "bossy" "high life style" dsb...
[6:01 PM, 7/26/2017] Imaniar: Dia usaha sndiri n sukses dgn hasil kerja kerasnya meski hrus ngadepin omelan sandra bullock
[6:02 PM, 7/26/2017] Imaniar: Bwahahahaha njarak mba
[6:02 PM, 7/26/2017] Me: Nah bener..justru si ryan itu kan memperlakukan bullock the way she is
[6:02 PM, 7/26/2017] Me: Apa adanya..dan buktinya bullock luluh sendiri
[6:03 PM, 7/26/2017] Me: Lelaki humble yang tidak mempertotonkan kekayaan dan kearoganannya...
hahaha sorry kalau gw semangat banget. Jadi gini, saya itu pernah kesel banget sama temen saya, cowok. Suatu saat dia bilang, "sini, gw cariin lo jodoh..tapi kayanya entar susah lagi ngikutin gaya hidup lo"..ish, menyakitkan sebenernya..gaya hidup yang mana? saya naik taxi? (lah ini buat my own safety, saya si seneng banget kalau misal ada yang nganterin saya kemana2 naik motor juga gpp...kalau saya lagi nggak punya budget taxi juga saya naik kendaraan umum..gojek atau ojek udah biasa jadi andalan kalau harus sana sini meeting (gaya dikit, padahal narsum ups)..tapi bisa dibayangin ya transportasi publik di Jakarta itu kadang nggak manusiawi)..ke mall? lah kantor kanan kiri depan belakang isinya mall, makan siang di kantin? harganya beda tipis sama di mall (mahal beut di kantin)...belanja? belanja yang mana? situ tiap kali ke luar negeri mampirnya ke brand-brand yang saya denger harganya aja minimal satu kali gaji saya...baju? produk ITC WTC atau maximal-maximalnya itu brand2 hijab yang harganya standar kok...(sorry, tapi ini saya kesel banget dituduh)...Ceritanya adalah ketika Maggie cerita ke Andrew kalau sebetulnya ketika Bob (orang yang dia pecat) itu menyebutnya "Bitch! (Jalang)", dia menangis di kamar mandi, ketika semua orang tidak ada :( (Ummmm, tbh, saya juga pernah si nangis, tapi ya udahlah wajar kan ya). Dan, si Andrew ini pun akhirnya melihat sosok Maggie yang berbeda dengan Maggie biasanya di kantor..sekuat-kuatnya cewek, air mata itu tetep identik dengan perasaab...umm ketebak lagi ya, benih2 cinta muncul..(hokay, back to drama again..movies!)..meskipun si Andrew ini kesel dan sebel banget sama bosnya, Maggie, tapi dia selalu memperlakukan dan menerima Maggie the way she is. Ibaratnya, bossy ya karena emang dia boss..terus poinnya lagi terhadap si Andrew ini, Andrew mampu mengubah dominasi Maggie. Jujur diakui, dibutuhkan lelaki dengan kelembutan dan kepercayaan tinggi terhadap pasangannya yang mampu mengubah dominasi wanita. Tapi bukan lelaki lembut lemah ya..just a gentleman..not soft..Coba ya, kalau saya si udah tersentuh pas dia akhirnya agree ngikutin sandiwara dadakan bosnya, meskipun dia nggak tau apa yang sedang terjadi. Sisi lembutnya si Maggie makin muncul ketika Andrew berselisih dengan orang tuanya. Andrew paling tidak suka (dan memang dia nggak mau) disuruh jadi penerus usaha bapaknya. si Andrew ini kesel banget (duh suer, ganteng banget pas dia marah dan mukul2 perahu pakai kapak! *sorry naluri wanita). Maggie ini mampu menenangkan Andrew dan membuatnya nyaman. Eh iya, Wise and maturity nya si Andrew juga keliatan ketika doi ketemu mantan pacarnya. Dia mampu bersikap dewasa (ancaman CLBK muncul tapi tetap professional udah putus ya putus). Believe or not, lelaki seperti Andrew ini, ada kok di dunia..banyak cerita-cerita inspirasi yang kita temukan..an Andrew has been on my life once tho :)
Once more, ini soal bagaimana kita memperlakukan orang lain dari cara kita "melihat" orang lain. Kebanyakan, kita melihat orang itu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Let's say, to much personal judgement yang kita letakkan sebelum kita mengambil kesimpulan. However, bukan berarti saya perfect ya..Sometimes, I do judging, tapi saya selalu dan semakin berusaha. Dengan basic ilmu psikologi yang saya pelajari, it is alway put on my mind that personality formed by experiences. Meskipun selalu ada pertanyaan apa ketika bertemu dengan orang lain, akan selalu ada pertanyaan mengapa..there is always "what" that could be understood by "why", so we'll find "how".. :)
Nggak ada salahnya, selalu berusaha menjadi pribadi lebih baik dengan nonton film #pembelaan :)
*yang nggak setuju ya nggak papa ya, kan ini pendapat pribadi
Kedua,
Ini tentang Andrew. Waduh, kalau yang ini ini si pangeran berkuda putih dalam dunia dongeng banget. Ya kan, ganteng, dan ternyata anak orang tajir, tapi nggak mau ngakuin kekayaan ortunya. Instead of being a crowne prince of the parent's business kingdom (elaah panjang amat istilahnya)..dia memilih meniti karirnya dari bawah nun jauh di New York sana dan jadi "sekretaris" nya Maggie, sampai bawain kopi segala loch...duh, saya sebenernya lupa kesan saya terhadap tokoh ini apa, tapi saya copas aja dech obrolan saya sama temen tentang karakter si Andrew ini.
*sorry ima for publishing our conversation :D
[5:59 PM, 7/26/2017] Me: Lelaki idaman
[5:59 PM, 7/26/2017] Imaniar: Iyaaa dsitu dia jd co bener
[5:59 PM, 7/26/2017] Imaniar: Bener bgt
[5:59 PM, 7/26/2017] Me: Dan aku ngerasa sandra itu aku banget (---> please abaikan ini!)
[6:00 PM, 7/26/2017] Imaniar: Dia yg lebih mature, wise, gak gengsian,
[6:00 PM, 7/26/2017] Imaniar: Hahahaha
[6:00 PM, 7/26/2017] Imaniar: Setrong ya mbaak 😆
[6:00 PM, 7/26/2017] Me: Iya bayangin, cowok anak orang tajir tapi g mau ngakuin hasil kerja ortunya, walaupun ortunya mau dia jadi pewarisnya
[6:00 PM, 7/26/2017] Me: Iya dan dy berhasil naklukin si bullock itu
[6:01 PM, 7/26/2017] Me: Maksudku gini, aku karakternya itu mirip sama sandra (pleeaseee abaikan kalimat kepedean saya ini!)..aku malah makin2 kalau misal ada cowok nuduh aku "bossy" "high life style" dsb...
[6:01 PM, 7/26/2017] Imaniar: Dia usaha sndiri n sukses dgn hasil kerja kerasnya meski hrus ngadepin omelan sandra bullock
[6:02 PM, 7/26/2017] Imaniar: Bwahahahaha njarak mba
[6:02 PM, 7/26/2017] Me: Nah bener..justru si ryan itu kan memperlakukan bullock the way she is
[6:02 PM, 7/26/2017] Me: Apa adanya..dan buktinya bullock luluh sendiri
[6:03 PM, 7/26/2017] Me: Lelaki humble yang tidak mempertotonkan kekayaan dan kearoganannya...
hahaha sorry kalau gw semangat banget. Jadi gini, saya itu pernah kesel banget sama temen saya, cowok. Suatu saat dia bilang, "sini, gw cariin lo jodoh..tapi kayanya entar susah lagi ngikutin gaya hidup lo"..ish, menyakitkan sebenernya..gaya hidup yang mana? saya naik taxi? (lah ini buat my own safety, saya si seneng banget kalau misal ada yang nganterin saya kemana2 naik motor juga gpp...kalau saya lagi nggak punya budget taxi juga saya naik kendaraan umum..gojek atau ojek udah biasa jadi andalan kalau harus sana sini meeting (gaya dikit, padahal narsum ups)..tapi bisa dibayangin ya transportasi publik di Jakarta itu kadang nggak manusiawi)..ke mall? lah kantor kanan kiri depan belakang isinya mall, makan siang di kantin? harganya beda tipis sama di mall (mahal beut di kantin)...belanja? belanja yang mana? situ tiap kali ke luar negeri mampirnya ke brand-brand yang saya denger harganya aja minimal satu kali gaji saya...baju? produk ITC WTC atau maximal-maximalnya itu brand2 hijab yang harganya standar kok...(sorry, tapi ini saya kesel banget dituduh)...Ceritanya adalah ketika Maggie cerita ke Andrew kalau sebetulnya ketika Bob (orang yang dia pecat) itu menyebutnya "Bitch! (Jalang)", dia menangis di kamar mandi, ketika semua orang tidak ada :( (Ummmm, tbh, saya juga pernah si nangis, tapi ya udahlah wajar kan ya). Dan, si Andrew ini pun akhirnya melihat sosok Maggie yang berbeda dengan Maggie biasanya di kantor..sekuat-kuatnya cewek, air mata itu tetep identik dengan perasaab...umm ketebak lagi ya, benih2 cinta muncul..(hokay, back to drama again..movies!)..meskipun si Andrew ini kesel dan sebel banget sama bosnya, Maggie, tapi dia selalu memperlakukan dan menerima Maggie the way she is. Ibaratnya, bossy ya karena emang dia boss..terus poinnya lagi terhadap si Andrew ini, Andrew mampu mengubah dominasi Maggie. Jujur diakui, dibutuhkan lelaki dengan kelembutan dan kepercayaan tinggi terhadap pasangannya yang mampu mengubah dominasi wanita. Tapi bukan lelaki lembut lemah ya..just a gentleman..not soft..Coba ya, kalau saya si udah tersentuh pas dia akhirnya agree ngikutin sandiwara dadakan bosnya, meskipun dia nggak tau apa yang sedang terjadi. Sisi lembutnya si Maggie makin muncul ketika Andrew berselisih dengan orang tuanya. Andrew paling tidak suka (dan memang dia nggak mau) disuruh jadi penerus usaha bapaknya. si Andrew ini kesel banget (duh suer, ganteng banget pas dia marah dan mukul2 perahu pakai kapak! *sorry naluri wanita). Maggie ini mampu menenangkan Andrew dan membuatnya nyaman. Eh iya, Wise and maturity nya si Andrew juga keliatan ketika doi ketemu mantan pacarnya. Dia mampu bersikap dewasa (ancaman CLBK muncul tapi tetap professional udah putus ya putus). Believe or not, lelaki seperti Andrew ini, ada kok di dunia..banyak cerita-cerita inspirasi yang kita temukan..an Andrew has been on my life once tho :)
Once more, ini soal bagaimana kita memperlakukan orang lain dari cara kita "melihat" orang lain. Kebanyakan, kita melihat orang itu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Let's say, to much personal judgement yang kita letakkan sebelum kita mengambil kesimpulan. However, bukan berarti saya perfect ya..Sometimes, I do judging, tapi saya selalu dan semakin berusaha. Dengan basic ilmu psikologi yang saya pelajari, it is alway put on my mind that personality formed by experiences. Meskipun selalu ada pertanyaan apa ketika bertemu dengan orang lain, akan selalu ada pertanyaan mengapa..there is always "what" that could be understood by "why", so we'll find "how".. :)
Nggak ada salahnya, selalu berusaha menjadi pribadi lebih baik dengan nonton film #pembelaan :)
*yang nggak setuju ya nggak papa ya, kan ini pendapat pribadi
No comments:
Post a Comment