Friday, April 20, 2018

Nemophilia (Japan Trip 2018 Part #2)


Tokyo, 20 April 2020

Hai Ta...

Apa kabar?

Hari ini Adha ngajak jalan ke Ibaraki. 
Sekitar 2 jam perjalanan dari Tokyo.
Naik kereta dari Ueno ke Katsuta, trus nyambung naik bis langsung ke tempat tujuan. 
Aku ngikut-ngikut ajalah Adha ngajak kemana, yang penting jalan, Ta.

Sengaja nggak kubawa kamera DSLR, Ta. 
Bahu rasanya sudah berat untuk digantungkan kamera2 itu.
Cuma bawa hp dan kamera polaroid yang ringan, beli di olshop sebelum berangkat. 

Ternyata, turis lagi banyak-banyaknya, bisnya penuh, Ta.
Antrian beli tiket masuk juga panjang. 
Entah musim liburan, atau memang tempat ini tak pernah sepi.
Tapi memang musim semi, Ta.

Bukankah, semua orang menunggu datangnya musim semi?


Eh aku belum bilang ya?
Tempat ini bernama Hitachi Seaside Park.



Penuh dengan bunga berwarna biru keunguan, Ta. Cantik sekali! 

Baru pertama kali melihat hamparan bunga secantik dan seluas ini dalam satu warna..


 
 

Namanya Nemophilia. Sebagian orang menyebutnya The Baby Blue Eyes..
Artinya juga cantik, Ta. 
Nemo artinya hutan, Philia berarti cinta. 
Mencintai hutan. 
Hutan yang memberi nafas pada bumi ini, Ta. 




Sudah seharusnya ada cinta kan, Ta?
Seperti cinta yang memberi nafas pada hidup kita..

Musim semi, tapi sebagian orang masih memakai syal.
Rasanya aku ingin hanya berdiam saja, Ta.
Kubilang ke Adha, jalan aja dulu nggak papa. Nanti ketemu lagi, notice aja ke hp
 
Rame, rame sekali, Ta...
Tapi rasanya aku bisa mendengar angin sesekali menyapa.
Membelai lembut kelopak-kelopak berwarna biru.
Membuatnya seakan-akan berdansa..



Luas..luas sekali, Ta..
Kupikir, orang jepang memang kreatif-kreatif ya, Ta.
Jalanan setapak dibuat sedemikian alurnya, supaya setiap orang dapat menikmati sudutnya.
Jalan kemanapun, kanan kiri, yang terhampar adalah warna biru, Ta..satu warna..

Biru...kau tau? Biru artinya harapan..

Seperti nemophilia yang memberi harapan pada mereka yang merasa tidak aman
dalam kehampaan dan ketiadaan dukungan...
Emotional sekali ya, Ta...

Perasan ini..
Hangat, Ta..

Nemophilia...  



Puncak bukit..
Sampai juga..
Tiang lonceng, kau bisa membunyikannya, Ta.. kalau mau.
Dan kursi...tentunya...
Rasanya cukup melelahkan sebetulnya, setapaknya panjang dan berkelok..

Laut terlihat dari puncak bukit ini, Ta
Angin laut...
Rasanya masih seperti kemarin..
Tapi, apa kita pernah ke pantai, Ta?
Maafkan aku..aku tak mampu mengingatnya..
Aku pernah meminta, untuk dihilangkan ingatanku tentangmu..


Tapi, berada disini..
Biarkan sejenak aku mengingatmu, Ta..
Itu, membuatku bahagia..

Cukup lama aku duduk..
sambil kupejamkan mata..tapi..
entah lelah, atau aku takut jika aku hanya sebentar saja mengingatmu..





Lonceng itu berdentang...

Kubuka mata, ada seekor hushky berdiam menatapku
Sebenernya aku takut anjing, Ta..dan mungkin kau tau itu..
tapi..entahlah, tersenyum adalah cara terbaik sesama mahkluk berkomunikasi bukan?

Kuputuskan untuk turun, menyusuri kembali setapak
Khawatir Adha nungguin, Ta

Eh tunggu, tapi belum ada aku berfoto disini
Aku senang sekali, Ta
Ada anak perempuan mau mengambilkan fotoku 
Rupanya, dia lagi jalan-jalan sama Ojiisannya
Manis sekali ya?

Angin sesekali masih menyapa, Ta
Angin musim semi...
Ini photoku diantara Nemophilia..

* Belum ada penelitian ilmiah yang meyakinkan tentang manfaat nemophilia dalam pengobatan medis, tetapi sebagian terapis telah menggunakan ekstrak bunga Nemophilia dalam memberikan pengobatan atau terapi terhadap pasien-pasien yang mengalami ketidakseimbangan emosi, sensitivitas dan kepekaan individu akibat trauma atau permasalahan emosional lainnya.

No comments:

Post a Comment

Banda Neira - Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti (Live)

I'm just not brave enough to say, I love you..   mungkin memang hal bodoh tapi setidaknya biarkan semua hadir dan muncul dalam ingatanku...