Friday, November 21, 2014

When it failed...

Sekarang bagian cerita nggak enaknya saya kuliah master di luar negeri..

Periode pertama, nilai ujian saya "Gagal" semua..baiklah, untuk mata kuliah Human Resources saya masih bisa terima dengan lapang dada karena saya menyadari, I did not put much effort on it dan saya sendiri pun ragu saya bakal lulus. Tapi, untuk mata kuliah Work Psychology, I remember that I answered all the questions, meskipun nggak bener 100% juga (versi saya) tentunya karena yang lain jauuuh lebih pinter dari saya, tapi at least dari situ saya bisa berekspektasi minimal saya lulus. Tapi, baiklah! senin ada klarifikasi atau exam review, tapi it just does not make sense for me, setelah nunggu sebulan dengan kepedean luar biasa, bam! hasilnya out of the expectation! FAILED! masih harus nunggu hari senin pula untuk bisa melihat dimana letak kesalahannya...fyi, pengumuman hari kamis (dan jum'at saya ada assignment yang harus saya kerjakan), so..bisa dibayangin kan? what kind of the weekend I'm gonna have?? desperately weekend!

Itu latar belakangnya...sekarang, yang paling nggak nyaman... My feelings!
First!
This is a shame for me,. if one failure, I can deal with that..but if all of my exams in my first period was fail? this makes me feel like the dumbest person! what I'm gonna say to people? lebih lagi, saya kuliah dengan beasiswa, negara yang bayarin, orang sekantor tau saya kuliah di luar negeri, orang kampung tau saya keluar negeri buat sekolah (sama ya)...sementara, di luar sana masih banyak yang pengin banget kuliah tapi biaya nggak ada, atau nggak lulus seleksi beasiswa..kebayang kan? udah bawa nama baik negara, temen-temen kuliah saya dari berbagai macam negara pula, hasilnya failed! unacceptable rasanya!

Kedua! Guilty...yup, like what I have said! saya merasa bersalah banget..biaya dari negara, duit banyak orang, tapi failed! ok singkatnya begitu! Ngerasa bersalah nggak si, kaya sudah menyia-nyiakan kepercayaan orang, dan kaya ngerasa nggak berguna banget! Hellooo..lo cuma ngabisin duit negara! Hiks

Ketiga, Fear...periode satu sebenarnya periode penyesuaian, dan saya gagal! so, what next? bulan depan saya ada dua mata kuliah yang akan ujian..research internship dan professional internship yang deadline enrolement 1 desember, dan mulai satu januari..sementara resit mulai tanggal 6 januari...kemampuan bahasa inggris dan membaca jurnal saya masih gitu-gitu aja, writing copas sana sini, di paraphrase juga mentok...can you imagine? Ya, seketika saya merasakan ketakutan luar biasa. Sekarang aja saya gagal, gimana ke depannya? Sekarang aja saya nggak bisa, gimana besoknya?

Tapi kemudian...beberapa schenes dalam hidup saya terlintas dalam ingatan, so these are a flash back..

Kuliah saya pada waktu bachelor (tahun 2002), semester 1 boleh dibilang gagal karena dapet IPK cuma 2,0! meskipun at least ada mata kuliah yang saya lulus..Pas skripsi, saya digoblok-goblokin sama temen saya di depan temen-temen lain karena saya ngambil kualitatif yang notabene ribet dan lama! tapiiii pada akhirnya gw lulus! dan saya puas dengan diri saya sendiri...NILAI SKRIPSI SAYA "A", sodara-sodara!!!
Kemudian, mundur lebih flash back lagi, SMA, nilai mata pelajaran inti science di bawah 5 semua (eh ada 1 dink yang di atas 5, Biologi) tapi lulus juga waktu itu, dan alhamdulillaah saya keterima di universitas negeri...
Tanggung, sekalian flashback ke jaman SMP yuk, saya inget banget, pulang sekolah hari pengumuman nilai ujian saya (jaman dulu masih NEM) dengan rata-rata cuma 7 (padahal pas lulusan SD, nilai saya rata-rata 8), dan itu pun pas tapi ada nilai yang nyaris banget..dan saya saat itu nangis karena pertama kali itulah saya ngerasa gagal! tapi kalimat menghibur dari wanita paling mulia dalam kehidupan saya (yaitu Ibu saya) terasa bagai siraman air di kala gersang, "kamu sudah berusaha maksimal, dan kamu kan tidak menyerah, itu sebuah keberhasilan!".....aah! Cezzz...short! tapi kena banget! seketika hati saat itu adem! Saya mulali bisa tersenyum lagi.

Ibarat film, ingatan-ingatan itu berkelebat dan kemudian membawa saya pada kenyataan sekarang ini..

Shock banget, iya! malu banget, iya! takut, tentunya! Target saya yang semula IPK cumlaude (nggak tau diri banget ya!) sudah saya turunkan menjadi yang penting selesai tahun depan, nggak muluk-muluk...lulus! itu aja..dan saya selalu mengikuti prosedur kampus, sesuai dengan arahannya..kecuali, saya akui si memang setiap weekend saya menjadikan itu sebagai hari libur belajar, padahal dah diwanti-wanti jangan dulu santai-santai., karena jujur saya ngerasa sangat "kaget" dengan sistem belajar di sini...Tapi ini juga karena saya tau kapasitas diri saya, makin dipaksa makin kabur...jadi berusaha menyeimbangkan aja...dan kuliah di usia 30, dimana pake bahasa indonesia aja saya kadang sulit, apalagi pake bahasa inggris..melihat tulisan di buku aja seperti melihat huruf-huruf beterbangan apalagi jurnal...versi lebaynya, saya sempet menganggap saya punya focus disorder dan dyslexia...Lebhay ya..I know, this not an excuse...in the end, periode ini saya gagal semua..hikz

Curhatnya lanjutin dech....ini gambaran perkuliahan saya...
Dalam satu periode perkuliaha, ada dua jenis kegiatan belajar mengajar...satu lecture (perkuliahan biasa, dosen ceramah mahasiswa mendengarkan)...dan tutorial dengan system PBL (Problem Based-Learning)...dan practical atau assignments juga...Tentang Tutorial dengan PBL system..ini mungkin sebenarnya sudah jamak dan sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia sudah menerapkan, semacam kerja kelompok..Tapi yang jadi characteristic dan ini kebanggaan sistem pendidikan di kampus saya, PBL memaksa siswa untuk lebih talked active tapi harus prepare sebelumnya. Oke, saya ceritain yach.. dalam PBL, mahasiswa dibentuk dalam satu group diskusi (maksimal 10 orang) dimana semuanya harus mencari sendiri dan membaca sumber-sumber informasi (journals) sesuai yang ada dalam handboek (modul), kemudian menceritakan inti (semacam ringkasan) yang sudah dibaca untuk menjawab learning goals yang dirumuskan bersama sebelumnya...Jadi, di PBL ini, sebelumnya ada pre-discussion yang dipimpi oleh discussion leader (ganti-gantian tiap pertemuan, bisa dipilih, bisa volunteery), dimana group mendiskusikan permasalahan yang tersedia di manual book, kemudian menentukan learning goals atau hal-hal apa saja yang perlu diketahui sesuai dengan problem yang didiskusikan (fase diskusi ini disebut brainstorming)...mengacu pada reference lists (journals, books) kita harus membaca dan membagi informasi yang ada di dalamnya..simplenya everyone become a lecturer to each others..uniknya di sini, nggak ada yang salah dalam menyampaikan informasi..meskipun nggak sesuai teori, tapi kalau hasil penelitiannya mengatakan seperti itu, why not? Sebetulnya, sederetan journals yang ada di list membuat kepala saya muter-muter...100% dalam PBL periode pertama saya diam, karena saya takut banget ngomong..Gimana mau ngomong, baca jurnal aja saya nggak mudeng, apalagi ngomong pakai bahasa inggris. Eh, saya pikir kami akan langsung bagi-bagi jurnal aja biar efektif (kebiasaan di kerjaan saya), ternyata uniknya, temen-temen saya di sini nggak mau bagi jurnal dengan alasan masing-masing orang interest yang berbeda mau membaca yang mana...padahal kadang ada dari 20 journals yang tersedia..oooo di situ letak saya baru ngeh, betapa orang-orang barat menghargai yang namanya perbedaan, saya yang tadinya mikir soal efisiensi, mereka berpikir soal personal interest, nggak bisa seseorang dipaksa untuk membaca yang dia nggak suka...baiklah, no problem...

Terus, soal ujiannya gimana?
Jadi gini, sistem di kampus saya (dan mostly di Belanda), ternyata masih menggunakan sistem konvensional ujian untuk menentukan kelulusan. Yach, sama persis dengan Ujian Nasionalnya Indonesia. Hiks, saya jadi paham, kenapa banyak siswa di Indonesia itu desperate atau mengalami kecemasan ketika menghadapi ujian nasional. lah saya aja gagal exam gini desperate, gimana mereka? Umm.,baiklah, sedikit gambaran, untuk Work Psychology, soal ujian essay biasa dengan 7 pertanyaan dimana kita boleh jawab 6 pertanyaan (dan saya menjawab semua 77nyaaaa....karena saya lupa dengan instruksinya)..dan saya merasa saya bisa menjawab soal-soal tersebut dengan baik (belum tentu benar juga), but at least i have an expectation to pass...
Sedangkan untuk Human Resource, soal ujian ada 5, tapi kebanyakan tiap soal bertipe A dan B (boleh milih salah satu) dengan masing-masing tipe soal ada sub-questions...basically, saya bisa menjawab dengan mebuat gambaran dan mengaitkannya dengan kebutuhan real di dunia kerja..tapi tetap saja pada awalnya kaget banget dengan ujian model gini, karena saya butuh 15 menit untuk membaca tiap soalnya, meanwhile time was ticking...jujur ya, soal bikin rempong..soal harus dibaca semua, tapi kita harus memilih mana yang akan dijawab. Kadang saya mikir ya, jangan-jangan ini tes, karena dalam dunia kerja pun gitu kadang. Kita dihadapkan pada dua pekerjaan yang bersamaam datangnya, dimana kita harus memahami dulu pekerjaannya, trus baru bikin prioritas mana yang perlu segera dan the most possible untuk diselesaikan. Dan yang nggak kalah penting, kalau bisa (dan ini rekomendasi sekali) sertakan reference di jawaban kita (dari jurnal atau buku mana kamu dapat jawaban itu)...dan taraa semuanya closed book! keren kan..baca jurnal aja belum tentu ngerti apalagi ngapalin citationnya lengkap. Serasa runtuh nggak dunia lo? banget kalau gw!


Jadi korelasinya apa dari semua curhatan saya di atas?

Hipotesis a : main setiap hari sabtu berkontribusi positif terhadap kegagalan ujian
Hipotesis b : cognitive ability berkontribusi positif terhadap kelulusan ujian
Hipotesis c : gaya belajar berontribusi positif terhadap kelulusan ujian

Terus gimana? maksudnya apah?

Kesimpulannya adalah, PANTANG DAN NGGAK BISA UNTUK MUNDUR DAN BALIK LAGI!..kalimat favorit versi saya adalah "pilihannya lo berenang sampe finish, atau lo tenggelam" ini kalimat super ketika dulu nyusun skripsi, saya muntah-muntah liat tumpukan buku dan komputer yang menyala...dibodoh-bodohin temen di depan banyak orang, tapi saya lulus dan dapat nilai A! dengan seijin Allah, nggak ada yang nggak mungkin!
Sekarang ada tambahan lagi kalimat super dari seorang sahabat baik yang menyemangati saya "kalau lo balik sekarang, lo harus balikin biaya yang udah dikeluarin 200% yang kalau lo nggak punya duit lo bakal utang...plus malu..jadi utang dan malu! atau lo terusin sampe akhir!" 

Jadi, kegagalan saya sekarang bukan berarti hidup saya berakhir! saya sudah terlanjur di sini, dimana sebagian orang pengin sampe kesini...nggak mungkin berhenti dan balik lagi...ada wajah-wajah yang penuh harapan menyambut kepulangan saya dengan senyum keberhasilan...tegakah saya mengecewakan orang-orang yang mendukung saya sepenuh hati dan tenaga mereka? So, here and now, I decide to saya NO!!!! I won't give up!!! hanya berharap, otak saya selanjutnya mampu bekerja sama dengan baik...


alhamdulillaah..
Netherlands, 21 November 2014
sebuah curhatan

No comments:

Post a Comment

Banda Neira - Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti (Live)

I'm just not brave enough to say, I love you..   mungkin memang hal bodoh tapi setidaknya biarkan semua hadir dan muncul dalam ingatanku...