Thursday, January 1, 2015

Keciwis dan sebuah cerita

Hari ini saya memasak cabbage sprout..tapi ini bukan tentang sebuah resep..

Sayuran ini sangat mengingatkan dan mungkin akan selalu mengingatkan saya pada sebuah tayangan televisi swasta nasional di Indonesia sekitar lebih dari 2 tahun yang lalu, tentang dua anak kecil bersaudara di sebuah desa di jawa barat yang harus berjuang mencari uang, salah satunya dengan mencari keciwis di ladang kol bekas dipanen. kenapa cerita ini membekas sekali bagi saya? Ya, amat sangat membekas..karena dari situlah saya pertama kali mengenal jenis sayuran ini...keciwis atau cabbage sprout. 

Masih teringat jelas, betapa air mata ini menitik ketika melihat tayangan tersebut. Sungguh sesak, ketika hasil pengumpulan keciwis tersebut hanya dihargai kurang dari 3 ribu rupiah..sementara, saya membeli sayuran di sini dengan harga kurang lebih 1 euro atau setara 15 ribu rupiah...ya, sebenarnya tidak bisa dibandingkan memang. Saya hanya membandingkan dengan diri saya sendiri. Dengan uang 1 euro saya bisa mendapatkan sayuran ini dengan mudah, sementara mereka harus berjalan dan berpindah-pindah ladang untuk mencari dan mengumpulkan keciwis. Tidak jarang, ada saja pemilik ladang yang melarang mereka untuk mengambil sisa2 panen..tapi tidak sedikit pula yang berbaik hati mengijinkan bahkan memberi sekedarnya...hati ini seperti menangis kembali. Anak-anak dengan usia kurang dari 10 tahun harus berpindah-pindah ladang demi sebakul beras, dan masih ada banyak anak-anak lain yang berada dalam posisi mereka...aah..perasaan saya sangat berkecamuk saat ini.

Semoga mereka sekarang jauuuuh lebih baik dalam kehidupannya, sehat, bahagia, mendapat pendidikan dan perhatian yang layak dari berbagai kalangan...dan semoga bukan cuma untuk kepentingan komersil rating program saja..jujur, ini pertama kali pula saya memasak sayuran ini..dan dada saya terasa sesak, ingat dua bersaudara yang hebat itu! Semoga Allah menghebatkan mereka!

Friday, November 21, 2014

When it failed...

Sekarang bagian cerita nggak enaknya saya kuliah master di luar negeri..

Periode pertama, nilai ujian saya "Gagal" semua..baiklah, untuk mata kuliah Human Resources saya masih bisa terima dengan lapang dada karena saya menyadari, I did not put much effort on it dan saya sendiri pun ragu saya bakal lulus. Tapi, untuk mata kuliah Work Psychology, I remember that I answered all the questions, meskipun nggak bener 100% juga (versi saya) tentunya karena yang lain jauuuh lebih pinter dari saya, tapi at least dari situ saya bisa berekspektasi minimal saya lulus. Tapi, baiklah! senin ada klarifikasi atau exam review, tapi it just does not make sense for me, setelah nunggu sebulan dengan kepedean luar biasa, bam! hasilnya out of the expectation! FAILED! masih harus nunggu hari senin pula untuk bisa melihat dimana letak kesalahannya...fyi, pengumuman hari kamis (dan jum'at saya ada assignment yang harus saya kerjakan), so..bisa dibayangin kan? what kind of the weekend I'm gonna have?? desperately weekend!

Itu latar belakangnya...sekarang, yang paling nggak nyaman... My feelings!
First!

Sunday, October 19, 2014

Dan hari ini..gue kangen banget!

yup..nggak tau kenapa, gue kangen banget sama Jakarta!

nggak terasa, 2 bulan sudah gue tinggal di kota kecil di perbatasan tiga negara (Belanda, Jerman, dan Belgia). Maastricht! ya, kota kecil di ujung selatan Belanda.
Kota kecil yang masih mempertahankan arsitektur lama tapi rame dan international banget! To be honest, gue suka kota ini!
Yang unik dari kota ini, masyarakatnya jarang banget yang mau dibilang "Dutch", karena mereka lebih suka disebut sebagai "Limburgse" atau orang-orang Limburg..Kota ini memang salah satu kota di provinsi Limburg (tentang Limburg, enaknya langsung meluncur aja dech ke wikipedia), dan di Maastricht inilah Uni Eropa lahir..dikenal sebagai Perjanjian Maastricht.

Hemh..layaknya kota-kota di Belanda lainnya, Maastricht juga memiliki spot-spot tertentu yang jadi

Banda Neira - Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti (Live)

I'm just not brave enough to say, I love you..   mungkin memang hal bodoh tapi setidaknya biarkan semua hadir dan muncul dalam ingatanku...