Bismillaah, let's begin the story..
Malam pertama pun dimulai dari persiapan untuk tarawih. Eh, salah denk. Hal yang pertama saya lakukan adalah menyiapkan amunisi alias makanan penyuplai tenaga sebaik-baiknya alias, masak nasi (porsi agak dipadatkan), lauk yang super menggugah selera, susu, serta madu (yang ini wajib). Inget donk, di filmnya Rhoma Irama yang dia jadi jagoan ala samson, trus pas lunglai di penjara, si Ani bawain madu pake gentong eh pecah, tapi madu yang mengalir sampe juga ke mulutnya bang Rhoma dan seketika jadi kuat sentosa. Nah itu! Madu itu sumber kekuatan! Eh apa sih hahaha...nggak ada hubungannya sama filmnya bang haji si..kebiasaan saya aja sebenernya hihihi..Sepertinya persiapan menunya lebhay ya? hehe emang iya..sebenernya masak makan malam biasa kok..nggak ada yang lain.. Balik lagi ke persiapan tarawih. Biasanya, berhubung saat itu maghribnya sekitar jam 10 lebih dikit, abis maghrib ya donk udah ngantuk, ditahan-tahanin dech biar nggak ngantuk sampe isya jam setengah 12an trus dilanjut saur jam 2..kan nanggung banget mau tidur juga, takutnya boro-boro saur, yang ada subuhnya juga kebablasan..Begitu rencananyaaa...Duuh, tapi sepandai-pandainya tupai menahan kantuk, tetap aja abis shalat isya dan tarawih, bluk...ketiduraaaan....hahaha tapi alhamdulillaah, punya housemate baiknya minta ampun..mau doi diminta tolong bangunin kalo saya ketiduran (hihi ya iya kan sama-sama saur). Haha, tapi nggak tanggung-tanggung, saya pasang alrm di henpon dan tablet saya sekaligus dengan volume cukup kenceng. Hahaha mudah-mudahan si oma sebelah nggak kaget ya tiap jam setengah 2 bunyi alarmnya.
Housemate saya, mas Agung, punya cara sendiri..jadi tiap abis buka (atau buka sekalian) langsung cuz ke masjid (Maroko atau Turki) sampai tarawih selesai, baru doi makan besar sekaligus saur. Jadi, nggak akan ketiduran. Hihihi, tapi kalau saya, kan katanya cewek sunahnya shalat di rumah, jadi saya di rumah aja. Mayan si bisa tidur sejam gitu (tidur-tidur ayam). Haha..tapi ya gitu, abis subuh, semua tidur..haha karena mau subuh jam 3 juga, aktivitas tetap semua dimulai normal jam setengah 8. Eh tapi nggak lupa kok, pas nunggu tarawih atau abis subuh, dipake untuk ngaji tadarus gitu. Targetnya si khatam. Targetnyaaa... :D
19 jam berpuasa, di musim panas lagi! ngapain dan gimana rasanya ya? Well, ternyata sejak hari pertama, jauuuuh banget dari bayangan saya yang panas, lemes, nggak ada gairah, de el el. Ternyata niiiich, biasa aja kaya puasa di Indonesia. Bahkan, saya merasa kalau puasa di sini nggak sepanas terik matahari di ibukota. Buat saya si, amazing, Ini mungkin janji Alloh kepada orang yang berpuasa kali ya? bahwa senantiasa dimudahkan. Mas Agung memutuskan untuk tetap menggunakan sepeda kemanapun, nggak ada bedanya dengan hari-hari biasa. Sementara saya, manja si, memutuskan naik bus kalau ke kampus. Kalau deket-deket si gak masyalakh..hihi..eh tapi, berhubung lumayan ribet nich kalau di Maastricht nggak bawa sepeda, karena nggak flexible mau kemana-kemana, dan berhubung juga saya lagi sering ngampus sampai sore karena ngerjain thesis, jadinya kadang saya memakai sepeda. Dan, ternyata bener apa yang dibilang mas Agung, biasa aja tuch! *sombong :D jadilah saya akhirnya balik pake sepeda, kecuali kalau lagi malas haha. Jadi kayanya 19 jam adalah hal biasa. Alhamdulillaah.
Nah, jadi tentang perkuliahan sambil puasa nich bagi saya nggak ada yang beda, kecuali, saya nggak makan siang. Sebenernya, di bulan juli ini saya sudah nggak ada kuliah lagi, kecuali research group discussion, jaga lab, ketemu dosen pembimbing, nyepi di bibliotek alias library, nunggu sampai library tutup hihihi..sebenernya mau sampai berbuka puasa, tapi gimana lagi..library tutup jam 9, sedangkan buka puasa sampai jam 10. Haha jadi ya sutra lah, yuk cuzz balik. Paling seneng justru ngampus pas puasa..hehe disamping ngadem karena ada ACnya, suasana library pas menjelang liburan summer itu paling paaas buat konsen nulis tesis atau baca2 bahan2 tesis. Makanya, sering banget tau2 udah jam 9..kadang2 malah sampai disamperin yang jaga kalau bentar lagi mau tutup haha..saking asyiknya, tau2 udah mau maghrib..itu rekor saya ngampus loch haha..biasanya paling nggak suka ngeperpus kalau banyak orang, nggak konseeen..tapi kali ini dengan bahagianya..Alhamdulillaah..duuh jadi jatuh cinta kampus (kalau librarynya lagi sepi)! Hihihi
Soal buka puasa bersama yang kalau di Indonesia jadi sulit ngatur jadwal saking banyaknya undangan bukber (sok seleb), ini agak sulit dilakukan, karena maghrib aja jam 10 malem. Agak males juga ya, jam 10 malem ngadain acara buka puasa bersama. Apalagi kalau misal nich yang ngadain KBRI di Den Haag. Secara Maastricht tuch di ujung selatan, kurang lebih 3 jam naik kereta (kalau nggak pake nunggu di stasiun transit). Haha, jadilah buka puasa bersamanya adalah versi Annadal..ditambah anggota baru, Imam, puasa lebih berwarna si..bhahahaa...sorry ya Mam, bukannya mau buka aib, tapi kalau ngeliat elu tidur-tiduran di sofa, dengan masih pake celana jeans dan kaos kaki, itu kaya ngeliat sebuah scene kartun animasi di gurun yang lagi terik-teriknya, si kartunnya tepar pake melet-melet..hahaha...segitunya ya Mam? :p
![]() |
Our Favourite Menu |
![]() |
Breakfasting Ramadhan 2015 |
Bisa dibayangkan donk ya godaan makanan itu banyaaak banget selama puasa. Boleh dibilang eropa itu surganya coklat, es krim, dan the most favourite food for me, Turkish Pizza met Salade! how wonderful it is. Apalagi summer, waaah banyak makhluk seksi berseliweran. Tapi alhamdulillah, untuk para muslim yang tinggal di sini, etalase-etalase terbuka itu hal yang biasa. Kita dianjurkan untuk menundukkan pandangan..One thing that have to reminded, fasting is not only about hold your mind from food and lust, but also how you being tolerance person. It is impossible to force other people shut their food stores down during Ramadhan in Europe. We do have to remember, that for some other people, that what they do for living. Being tolerance means, respecting other. Bagi saya pribadi, ini adalah kesadaran masing-masing orang untuk menghormati orang lain yang sedang berpuasa. Teman bule saya, selalu meminta maaf ketika mereka makan dan tau saya sedang berpuasa. Bagi saya, ini suatu wujud toleransi, saya sangat menghargai sikap mereka yang mau menghargai orang lain yang sedang berpuasa. Sekalian saya jelaskan donk ya (dakwah kecil nich hihi) makna puasa (tsaaah..naon si)..nggak denk! saya jawab, silahkan saja. Saya berpuasa bukan berarti kamu trus jadi nggak enak makan. Silahkan makan seperti kamu biasa. Tapi naturally, mereka membatasi diri untuk tidak berlebihan dalam hal makan di depan saya. Saya pun nggak enak kalau misal mereka makannya jadi nggak nikmat, kadang saya minta diri melipir ke library atau kalau pas kebetulan waktunya shalat, ya saya memang undur diri untuk ke mushala. See, inilah hubungan timbal balik yang terjadi secara alamiah. Bagi saya, puasa is my personal thing yang nggak bisa saya paksakan ke orang lain. Simplenya gini, kamu bakal tergoda dengan cepatnya atau nggak kalau seseorang makan di depanmu. Kalau kamu tahan iman ya, tentunya nggak masalah jika orang lain makan. Justru nich, kamu jadi bisa ngukur ketahanan diri kamu sendiri. Pun, saya bertanya anak teman saya yang bersekolah SD, apakah kamu berpuasa? apa yang kamu lakukan? Teman-teman kamu bagaimana? Dia menjawab, "ja! saya puasa! Teman-teman saya tau saya puasa, dan saya jelaskan saya tidak makan di kelas. Mereka minta ijin mau makan karena saya sedang puasa. Saya tidak apa-apa mereka makan. Ya, saya main saja baca buku". Di sinilah, saya salut dengan teman saya bagaimana mereka mendidik anak-anak mereka berpuasa di tengah-tengah mayoritas non muslim. Cheers, mba Nia! ;)
Puasa, sebatas menahan lapar atau menjadi sarana perbaikan diri. Kalau cuma buat nahan lapar, orang makan di depanmu atau nyium bau masakan aja udah ribut. Tapi kalau puasa adalah sarana menjadikan diri lebih baik, hohoho itu banyak loch hikmahnya. Kamu makin menyadari bahwa kamu adalah orang yang persistence nya cukup tinggi, tekun, pendirian kuat, punya prinsip, dan menghargai orang lain. Trust me dech, jika tolerasi masing-masing orang terbangun, itu simple kok. Orang-orang yang pada dasarnya baik dan sudah memahami arti being tolerance, tidak akan melewati batas-batasnya. Nggak ada tuch, teman-teman saya menjilat-jilat es krim dengan lebhaynya di depan saya. Meskipun ada beberapa temen yang jelas-jelas nggak peduli, ada juga yang sengaja menyindir dengan mengucapkan makanan yang jelas-jelas diharamkan bagi kaum muslim. Tapi saya nggak peduli. Toh niat dikembalikan ke masing-masing. Saya ngga mau donk terpancing. Bagi saya, puasa menjadi salah satu sarana penting mengenalkan Islam yang indah, yang sangat berkebalikan dari yang dipropagandakan oleh media-media yang membenci Islam. Saya selalu ingat kisah Rasulullah SAW yang selalu dilempar batu dan diludahi oleh seorang Yahudi, tapi beliau membalas dengan menjenguknya ketika sakit. Dan perbuatan baik Rasul berujung pada hidayah yang diterima oleh Yahudi.
Namun, tentu saja, di Indonesia yang notabene mayoritas adalah muslim, tentunya nggak dipungkiri kebijakan-kebijakan di Bulan Ramadhan tentunya akan disesuaikan dengan kebutuhan para muslim. Banyak diantara pemilik warung atau tempat hiburan yang sebenernya dihimbau untuk tutup. Bukan alasan apa, tapi mereka diminta untuk menghormati kaum muslimin yang sedang berpuasa, apalagi banyak anak-anak kecil yang sedang latihan berpuasa. Anak-anak dan puasa, mereka sedang dididik untuk menjadi pribai yang kuat, yang peka, dan yang disiplin. Nggak ada yang salah kok dengan himbauan pemerintah untuk menutup tempat-tempat yang berpotensi menggoda. Pertanyaannya, mau jadi yang menggoda atau yang berbuat baik dan berpahala? :) you decide it your self ya. Di sisi lain, nggak dipungkiri, keragaman agama dan masyarakat tetap jadi ladang ekonomi yang berpotensi menambah income. Pun bagi para pemilik warung makan. Yang non muslim yang nggak masak dan tergantung sama rumah makan juga banyak. However, i believed it doesn't become a matter, bukan hal pokok. Saya punya teman non muslim yang memang kadang bingung dan ngeluh mau makan dimana karena kantin kantor tutup dan teman makan siang berkurang. Tapi fine-fine aja, that's it. Nggak lantas lebhay ribut demo sana sini, ngeluh sana sini di media gara-gara puasa warung tutup, atau menyalahkan dengan alasan toleransi yang dipaksakan. Ah, sepertinya nggak akan selesai ya..pun saya masih mencari ilmunya. Banyak kok pribadi-pribadi non muslim yang baik yang saya kenal. Saya pribadi akan melihat sebuah hal yang sangat indah, jika penutupan warung makan dan tempat hiburan memang didasari rasa saling menghormati para muslim yang sedang berpuasa, terlebih yang sedang berlatih berpuasa. Saya juga nggak setuju kalau disertai dengan tindak kekerasan atau diluar kemanusiaan. Yuuk, lakum dinuukum wa liyadin..Selebihnya, jika kedamaian itu membawa kebaikan setelahnya, bukankah itu lebih baik?...Bismillah...
Baiklah, lanjut aja ya sharing pengalamannya. Berpuasa di negara yang muslim masih minoritas, itu memberikan kesan yang mendalam loch. Nggak susah sebenernya di belanda, karena mereka mengenal muslim dan aktifitasnya dengan baik, bahkan tentang puasa dan makanan halal. Termasuk di kampus, ada juga makanan-makanan yang bisa kita makan, umumnya vegetarian atau yang terbuat dari ikan. Teman-teman saya pun mereka excited menanyakan kapan saya mulai puasa. How it feels fasting in 19 hours? dan mereka sangat menghormati saya berpuasa. Pernah, beberapa kali, mereka mengundang saya makan malam tapi jamnya disesuaikan dengan jam berbuka saya..padahal, mereka biasa makan jam 8 gitu. Wah, saya sangat terharu dengan kerelaan mereka ikutan menahan lapar (walaupun mereka bisa ngemil-ngemil sebelumnya si hihihi) Padahal, sebelumnya saya bilang, just please do it as yours (maksud saya, silahkan makan seperti biasanya), it doesn't matter for me if you eat first. Eh, mereka tetep mau nunggu sampai saya berbuka puasa. Dan, menu-menunya pun tentu disesuaikan dengan yang bisa saya makan. How beautiful it was! Saya sangat berterima kasih dan menghargai mereka. Hihi rasanya jadi kangen.
Eh pernah juga loch, pas lagi puasa, kita (PPI Maastricht) ngadain acara jalan-jalan ke Brugge. Ew ew..tadinya ragu, mau puasa apa nggak? secara panas-panas trus jalan-jalan. Tapi, bismillaah nich, diniatin puasa, saur dan minum sebelumnya agak dibanyakin. Jadilah cuzz, puasa tetep, jalan-jalan ke Brugge juga tetep, let's go! Berombongan naik kereta, nyeberang perbatasan Belgia (haha lebay, padahal cuma tetanggaan), sampailah di stasiun..singkat cerita (cerita tentang Bruggenya ntar aja), nggak kerasaaaaaaa loch lapernya! padahal sempet nyasar mutar muter pula, dan telat sampai ke stasiun pas pulangnya (sampai opa Doni kezel kezel kita telat, dan katanya kapok jalan-jalan sama mahasiswa..hahah secara opa Doni orang Belanda tulen yang super ontime). Hihihi, sampai di Liege, ternyata pas maghrib, dan untuk berbuka, saya, mas Agung, dan Samar (orang pakistan flatmatenya Nael dan Anton), turunlah beli kebab untuk berbuka puasa. Alhamdulillaaaaah...lancaaaarrr puasanya....soal shalat, sudah kami jamak waktu di kereta, jadi alhamdulillaah..shalat pun tetap terjaga.
![]() |
disempetin foto bareng di Liege Courtesy by: Anton Tarigan |
![]() |
Started the Journey at Brugge Source: Anton Tarigan |
![]() |
ngeBoat rame-rame di Canal Source: Anton Tarigan |
Epilog, Ramadhan kali ini seru dan membawa keberkahan sendiri. Semakin menyadari bahwa jarak justru semakin menguatkan ikatan kekeluargaan dengan sesama anak rantau di sini, semakin bertoleransi. Bermuhasabah, berpuasa di rantau, semakin menjadikan pribadi yang mandiri, yang nggak cengeng. Berpuasa di rantau, menyadarkan bahwa cinta untuk Ibuk dan Bapak dan keluarga semakin besar, semakin berharga, dan semakin rindu akan rumah. Semakin tersebut dalam do'a tentang mereka. Berpuasa di rantau, juga ladang mengenalkan Islam yang Indah kepada mereka yang belum mengenalnya... :)
Gimana? seru kan ya? Semoga Ramadhan ini membawa keberkahan bagi kita. Jangan lupa terus mendo'akan saudara-saudara muslim kita lainnya yang juga sedang menjalankan ibadah Ramadhan ya..
Well, buat kamu yang mau pertama kali merasakan berpuasa 19 jam, jangan khawatir..It will be super excited! ditunggu ceritamu! dan hikmah Ramadhanmu..
lot's of love :*
No comments:
Post a Comment