Thursday, January 15, 2015

A short Escape in Winter 2014 (Part 1): Bratislava, Sebuah Rasa tentang Eropa Timur

Yup! Bratislava...adalah ibukota dari negara ketiga yang saya kunjungi dari rangkaian liburan Christmas Break 2014 lalu. Ibukota negara Slowakia (demograpic data: klik disini) ini, atau yang dalam tulisan aslinya Slovak, terletak di tepian sungai Donau dan berbatasan langsung dengan Austria (1 jam perjalanan bus ke Wina) dan Hungaria (2 jam perjalanan bus ke Budapest). Sebuah rute yang menyenangkan untuk melakukan perjalanan melintasi berbagai negara bukan? 

Kenapa saya mengawali cerita perjalanan kali ini dimulai dari Bratislava? karena bagi saya kota ini memiliki kesan yang menarik perhatian saya tersendiri, meskipun saya berada disana hanya satu hari (menginap satu malam). 

Cerita tentang kota ini dimulai dari insiden "nyungsep" di tangga terminal bus utama, Autobusová Stanica (AS) Mlynské Nivy. Mungkin karena kelelahan, saya tidak bisa menjaga keseimbangan tubuh saya ketika menuruni tangga dan akhirnya meluncur dengan sukses seperti penguin (sayang nggak ada fotonya hihihi). Malu? nggak juga..hihi alhamdulillaah rasa sakit di sekujur badan lebih terasa daripada rasa malu hiiikz..masa pertama datang langsung nyungsep..hahaha



Saya dan dua orang teman tiba lebih awal dari jadwal semula yang 13.15, jadi secara umum boleh dibilang tepat waktu. Perjalanan dari Prague ke Bratislava memakan waktu kurang lebih 4 jam dengan menggunakan bus Student Agency. Fasilitas yang dimiliki oleh bus ini lumayan lengkap, mulai dari screen monitor lengkap dengan headset untuk tiap penumpang dimana bisa menonton film atau drama, mendengarkan musik, sampai main game. Selain itu setiap penumpang mendapatkan free hot drink, bisa memilih kopi, teh atau cokelat panas. Tersedia juga minuman dan snack lain yang tertulis di katalog lengkap dengan masing-masing harga. Kru bus ini terdiri dari 3 orang, yaitu supir dan dua pramugari bus. Mereka akan menjelaskan dengan lengkap detail perjalanan. Selain itu mereka juga memastikan setiap penumpang mengenakan seatbelt. Sangat nyaman bukan? 


Selanjutnya setelah insiden nyungsep, ternyata saya tiba di hari dimana masih dalam suasana liburan natal. Saya tidak bisa menemukan dimana informasi dan penukaran uang, karena banyak counter2 tutup. Selain itu, saya juga baru sadar kenapa nggak ada counter penukaran uang di terminal ini, karena negara ini menggunakan mata uang EURO sejak tahun 2009. Jadi pupus sudah harapan saya mengumpulkan mata uang lokal hehe..Tapi kemudahan tersendiri si, jadi saya bisa langsung mengambil di ATM tanpa ada konversi mata uang. 

Galau ketika mau memilih naik taxi atau naik bis, atau jalan kaki, cukup menyita waktu berpikir hihi..kalau saya sendiri, saya lebih memilih jalan kaki, karena berdasarkan google map, hanya 15 menit menuju hotel yang sudah dibooking sebelumnya. Namun berhubung saya tidak melakukan perjalanan ini sendiri, saya agak nggak enak (hadeeh...memang orang jawa itu nggak enakan) kalau saya hanya memutuskan berdasarkan keinginan saya sendiri. Akhirnya diputuskan naik bis dari AS Mlynské Nivy jalur 28 (keluar terminal via pintu utama belok kiri, naik dari halte seberang) turun di halte Košická, karena takutnya kalau naik taxi diputer2 (satu lagi sifat jelek, curigaan hahah). Ternyata, naik bus pun cuma satu lompatan halte saja, jad geli sendiri, baru naik udah turun..Seperti dua kota yang saya kunjungi sebelumnya (Warsaw dan Prague), Bratislava juga menggunakan sistem pembayaran transportasi berdasarkan durasi waktu (menit, jam, atau harian). Karena kebetulan nggak punya cukup koin membeli tiket harian (24 jam), maka tiket 15 menit kemudian jadi pilihan, yang penting sampe hotel dulu untuk istirahat, shalat, dan siap2 untuk explore singkat. 

Saya menginap di Hotel G Bratislava. Sebenernya ini over atau tepatnya out of expectation. Mungkin karena saya yang salah booking dan tidak terlalu perhatian ketika booking, yang jelas, namanya hotel, kami membayar harga kamar dua kali lebih mahal dari penginapan di dua kota sebelumnya. sepertinya hotel ini lebih tepat untuk bisnis daripada jalan-jalan. Hikz tapi nggak dapet sarapan gratis.. Fiuuh lain kali musti lebih teliti..

Eh..dari tadi nggak ada fotonya ya...hihi baiklah..cerita selanjutnya , please enjoy the pictures ya...

Grassalkovich Palace
Yuhuu...! ini adalah foto pertama saya, di depan Grassalkovich Palace yang terletak di Hodzovo Square. Ini adalah istana kepresidenan. Sempat heran, dibandingkan dengan Istana Presiden di Jakarta, saya merasa seperti di depan rumah orang biasa..nggak ada kesan security yang ketat atau gimana...tapi mungkin maksudnya supaya lebih merakyat kali ya..hihi..saya malah nggak melihat security guard, mungkin di dalam hihi...

Peace Globe Fountain



Di depan Grassalkovich Palace ada Peace Globe Fountain. Air Mancur yang berbentuk globe. Ini adalah lambang perdamaian dan dibangun selama masa komunis. Sekarang populer sebagai tempat kongkow anak-anak muda. Kebetulan air mancurnya sedang tidak menyala, jadi kolamnya tampak kering kerontang hihi..tapi buat saya cukup bagus sebagai objek foto.

Crowne Plaza Hotel terletak persis di seberang Grazzalkovich Palace







Oke, kesan pertama tentang kota ini....East Europe! itulah yang saya rasakan. Bangunan-bangunan yang didominasi dengan warna-warna pale dan mungkin juga suasana sepi karena masih libur, menjadikan kota ini memiliki sensasi tersendiri. Tapi sebenarnya tidak semua sudut kota memiliki kesan seperti ini. Banyak pula sisi kota yang sudah modern. Tidak banyak orang lokal yang bisa berbahasa Inggris, tapi setidaknya untuk percakapan simple menanyakan arah, jalur bus, dan restoran, sudah cukup baik. 
papan petunjuk arah yang cukup jelas
salah satu sudut kota, di kejauhan terlihat castle..sayang tidak sempat kesana







sepi? hehehe...
Jaringan kabel listrik untuk Trem dan Trolleybus
 (bus yang menggunakan jaringan listrik sebagai sumber tenaga)

Saat itu satu-satunya restoran yang saat itu buka (berdasarkan keterangan salah satu orang lokal yang saya tanya) adalah McD. McD ini berada di Aupark Shopping Mall yang terletak di seberang sungai Danube. Kebayang, untuk makan aja harus menyeberangi sungai. Nggak naik getek juga hihihi..ada jembatan dan bus kok..(ya iyalah). Cukup ramai dan tentu saja karena cuma restoran ini saja yang buka, dan counter-counter lain tutup. Mau nggak mau untuk mengganjal perut saat itu. Agak sedikit sulit untuk saya sebenarnya, karena saya terbiasa dengan vegetarian, fish, ataupun kebab halal food saja. Tapi, sudah lapar bingit hihihi..walaupun ternyata setelah jalan ke oldtown, ada kedai kebab yang masih buka ternyata (sedikit menyesal jadinya..tapi ya udah lah).  Akhirnya cuma numpang makan di sini dan kembali ke city center atau menuju Old Town.

Mulai merasakan ada peradaban ketika memasuki Old Town. Rupanya pusat keramaian rata-rata negara-negara di Eropa adalah Old Town. Banyak bangunan-bangunan bergaya arsitektur Eropa jaman dulu. Karena masih suasana Natal, jadi masih banyak ornamen Natal yang bisa dilihat.




Di Old Town ini, saya dan dua orang teman saya tersebut terkadang memilih untuk split, jadi masing-masing orang dapat sesuai dengan minatnya masing-masing. Saya tipikal penikmat, jadi bagi saya berjalan dan menikmat suasana dan menghirup udara memberikan sensasi tersendiri. Sepanjang jalan dapat ditemui beberapa toko yang masih buka seperti toko souvenir dan juga beberapa restoran cepat saji. 






Ada sebuah restauran yang desain dan namanya menarik perhatian kamera saya, namanya Slovak Restaurant. Kalau dari namanya si tentunya menunya adalah makanan tradisional. Hehehe..maaf maaf..lagi-lagi tidak sempat mampir T_T






Ok, lanjut aja ya...Rupanya di Old Town ini terdapat Kantor Kedutaan Besar Republik Perancis. Berbeda sekali dengan umumnya kantor-kantor kedutaan di Indonesia berpagar lapis, kantor ini terlihat seperti rumah kebanyakan. Yang membedakan hanyalah terdapat bendera Perancis dan tentunya plang tanda kantor.








Di depan Kedutaan Perancis terdapat Christmas Market yang saat itu sudah tutup semua. Namun masih menyisakan kedai-kedai unik dan juga pohon natal lengkap dengan hiasannya. Bahkan terdapat patung yang dihias sehingga mirip dengan pohon natal.




Satu lagi, Bratislava terkenal dengan banyak ornamen patungnya. Salah satu patung yang terkenal adalah Statue of Man at Work.  Patung yang dinamakan Čumil yang berarti Pengawas, terletak di sudut Rybarska Brana. Patung ini dibuat oleh Viktor Hulik pada tahun 1997 pada saat rekonstruksi kota tua Korzo. Patung ini menggambarkan seorang laki-laki yang menghabiskan waktunya mengawasi orang-orang dan kehidupan Korzo
(Source informasi: Lonely Planet).







Sebenarnya saya heran juga, memangnya keliatan ya patung ditaruh di bawah gitu? hihihi...oya, sebenernya patung ini sudah dua kali ganti, karena sering pengendara mobil tidak menyadari, sehingga ditaruhlah tanda "man at work" tersebut...hihi yaaach namanya seni...Sebenarnya, tidak jauh dari Čumil ini ada patung Napoleon, Paparazzi, dan juga beberapa patung yang saya tidak sempat menengok dan mendokumentasikannya. Patung-patung tersebut umumnya terkait dengan sejarah kota ini. I wish I will have other chances.



imut ya? hihihi #pede
seruuu...!


Perjalanan saya kemudian menuntun saya ke Christmas Market lainnya. Ternyata di sini terdapat sebuah pusat hiburan khas musim dingin, yaitu arena bermain ice skating. Dibandingkan sebelumnya, tentu saja di sini lebih ramai. 



Hehehe penasaran rasanya berseluncur seperti apa, jadi saya iseng mencoba bermain ice skating selama kurang lebih 20 menit meskipun waktu yang disediakan adalah 2 jam dengan membayar 4,5 euro.  Lumayan buat foto biar keliatan gaya dikit..hihi... 

Di depan area bermain Ice Skating, ada sebuah bangunan yang menarik perhatian saya. Bangunan tersebut ternyata adalah Slovak National Theater atau dulunya dikenal sebagai Bratislava's Opera House. Dibuka pada tahun 1886 sebagai City Theater, bangunan bergaya arsitektur Neo-Renaissance ini didesain oleh F. Fellner dan H. Helmer. Pertunjukan yang ditampilkan kebanyakan adalah balet, opera, dan drama.  
Slovak National Theater
Karena saat itu suhu sangat dingin, akhirnya, setelah bertemu dengan dua teman seperjalanan di arena ice skating dan bermain bersama, kami memutuskan untuk kembali ke hotel. Sempat bingung karena akses internet terbatas sehingga sulit untuk mencari informasi tentang transportasi publik, jadi tampaknya hanya tremlah kendaraan satu-satunya alternatif (setelah menghindari taxi tentu, khawatir mahal hihi).
halte dan jalur trem
Di halte ini kami bertemu dengan sepasang suami istri warga lokal yang sangat baik. Sang suami kebetulan bisa berbahasa Inggris dengan cukup baik meskipun terbatas, sedangkan sang istri meskipun sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris akan tetapi berusaha untuk membantu memberikan informasi. Jadi kami ngobrol dan bertanya pada mereka arah kembali ke penginapan. Tampaknya mereka khawatir kami akan tersesat, jadi mereka mengajak kami untuk bersama ke main metro station. Dari main station, kami akan lebih mudah mendapatkan kendaraan menuju penginapan. Dengan senang hati kami terima tawaran baik tersebut.

lovely and very nice Bratislava couple
Hemh, rasanya tidak banyak tempat-tempat wisata yang saya kunjungi di Bratislava, apa daya saya cuma menginap semalam dan besok pagi harus bersiap untuk meneruskan perjalanan ke kota selanjutnya.

Satu hal yang menarik, sepertinya ada magnet tersendiri untuk kembali ke kota ini. Bagi saya pribadi, ada keinginan untuk kembali lagi ke kota ini. Saya selalu tertarik dengan historical story Eropa Timur..bagaimana perjalanan mereka hingga menjadi sebuah negara..bagaimana mereka mengejar ketertinggalan..dan sebagainya....mudah-mudahan suatu saat bisa kembali ke sini.


Hihihi..btw langsung jump to the story banget ya? next saya tulis dech tentang persiapan trip ini di A Short Escape in Winter 2014 (Part 2): Persiapan. Get ready, guys!


Maastricht, 14 Januari 2014

*foto adalah properti pribadi, kecuali yang saya ambil dari dari source website (karena nggak sempat memfoto)



No comments:

Post a Comment

Banda Neira - Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti (Live)

I'm just not brave enough to say, I love you..   mungkin memang hal bodoh tapi setidaknya biarkan semua hadir dan muncul dalam ingatanku...